Ramadhan dalam Bunyi Bedug
BANYUWANGI, Seneporejo- Saya dilahirkan
pada tahun se-90an di sebuah desa pucuk selatan pulau jawa, lebih tepatnya di
Desa Seneporejo, Kabupaten Banyuwangi. Desa kecil dengan budaya lokal dan tingkat
pluralisme yang tinggi. Segala perbedaan rasa tau agama tidak menjadi alasan
yang berarti dalam melakukan kegiatan social sehari-hari. Bahkan di desa saya
tersebut tempat ibadah umat Islam, Kristen, dan Hindu saling berdekatan. Dapat dibilang
“mepet gedek” atau dinding bangunan menempel jadi satu.
Sikap tenggang
rasa antar umat beragamapun juga tinggi, ketika salah satu agama umatnya
mengadakan sebuah acara maka masyarakat sekitar akan menghormatinya. Seperti bulan-bulan
terdekat, bulan ramadhan segera tiba dan masyarakat yang beragama islam akan
melakukan ibadah puasa. Biasanya menjelang bulan ramadhan atau puasa seperti
ini tradisi di desaku cukup unik. Sehari sebelum datangnya puasa, para pemuda
atau anak-anak sudah berbondong-bondong ke mushola atau masjid terdekat. Mereka
mau melakukan pukul bedug.
Sebagai wujud
kegembiraan datangnya bulan ramadhan dan juga pertanda puasa akan dilakukan
hari berikutnya, dilakukanlah kegiatan pukul beduk. Kegiatan tersebut dilakukan
mulai setelah shalat zuhur sampai menjelang shalat azhar. Para pemuda desa
melakukan pukul beduk dengan semangat secara bergantian. Hampir semua mushola
dan masjid mengadakan agenda tersebut sehingga satu desa diramaikan oleh
suara-suara gebukan atau pukulan bedug.
Selain itu
pertanda pemukulan bedug juga sering didengarkan saat bulan ramadhan. Yang biasanya
bedug itu hanya di dengar saat selesai azan atau akan mulainya shalat. Di bulan
ramadhan hampir semua kegiatan ibadah dilakukan dengan pertanda suara bedug. Seperti
pertanda bahwa buka puasa tiba dilakukan dengan pemukulan bedug. Dengan seperti
itu semua orang dapat mendengar suaranya dan tau bahwa buka puasa telah tiba. Bahkan
pemukulan bedug pun pasti akan ikut meramaikan acara-acara yang ada dalam
tayangan televisi.
Selesai Shalat
Tarawih juga bedug dipukul, sambil mengiringi pujaan-pujaan khas ramadhan yang
ucapkan oleh Imam Shalat Tarawih. Ketika waktu sudah memasuki sahur pun bedug
kembali dipukul keras-keras untuk membangunkan dan memberitahukan ke masyarakat
bahwa waktu sahur sudah tiba. Keramaian yang
ditimbulkan karena pemukulan bedug merupakan betapa gembiranya umat Islam saat
datangnya bukan ramadhan, karena kegembiraan saat menyambut datangnya bulan
ramadhan jaminannya adalah terbuka lebarnya pintu surge. Itu kata ustad saat
ceramah Shalat Jum’at di minggu pertama bulan ramadhan.
No comments