“Ngasak” Penghasilan Dari Sisa Panen
BANYUWANGI, Seneporejo- Sekiranya
setelah memindahkan bedih dari tempat pembenihan ke lahan yang lebih luas,
menunggu sekitar 3 sampai 4 bulan para
petani dapat memanen padi hasil
tananmannya. Proses pemanenan yang di lakukan dengan alat tradisional seperti
sabit, membutuhkan tenaga manusia yang lebih besar. Di desa ketika ada
seseorang yang panen, maka tetangga sekitar rumahnya yang akan membantu
memanen. Dulu para tetangga di kasih upah dengan diberi sebagian hasil panen
atau uang sebagai upah lelah. Namun sekarang sudah berganti bentuk upah. Sistem
gotong royong lah yang digunkan. Saling timbal balik dengan membantu pemanenan
merupakan pengganti upah tenaga.
Bukan hanya petani yang merasakan
kegembiraan ketika panen, namun beberapa orang yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga
juga demikian. Mereka ngasak ke
tempat orang yang panen. Bermodal tali selendang, karung, dan rinjing (wadah
dari anyaman bambu), para ibu-ibu keliling sawah mencari ladang yang sedang
dipanen. Yang dilakukan ibu-ibu tersebut adalah mencari sisa-sisa hasil panen,
seperti padi yang masih menempel pada batanyanya meskipun sudah digiling. Memang
jumlahnya sangat kecil karena itu adalah sisa hasil panen. Namun dengan telaten
ibu-ibu tersebut tetap mengupulkan padi tersebut sedikit demi sedikit, dari ladang
keladang lain.
Batang-batang padi yang
dimasukkan kedalam mesin penggilingan padi, merontokkan dan memisahkan padi
dengan batangnya. Sisanya keluar batang padi tanpa butirnya atau biasnyanya ada
sedikit butirang padi yang masih menempel pada batangnya. Disitulah nantinya
padi yang akan di ambil oleh ibu-ibu dengan cara di asak. Batang padi diambil dan diayak dengan tangan agar sisa padi
yang menempel pada batang dapat rontok.
Pemilik ladang pun tidak melarang
jika ada orang yang ngasak, karena
mereka juga tidak mengganggu proses pemanenan. Kegiatan ngasak juga termasuk
mencari rezeki dari sisa-sisa panen. Daripada sisa hasil panen tidak diambil dan
terbuang sia-sia. Setelah hasil ngasak
selesai hasilnya dimasuklan kedalam rinjing yang dibawanya tadi. Rinjing yang
berisi padi digendong dengan selendang ditaruh di punggung. Mencari pengahasilan
dengan cara ngasak menjadi rutinitas ibu-ibu desa saat musim panen.[]
No comments