Ketenangan Kopi Robusta Puncak Rembangan Jember
Jember- Secangkir kopi di dataran tinggi Rembangan |
Desember terasa sama dengan
bulan- bulan sebelumnya. Hampir satu tahun di tahun 2016 ini Kota Jember selalu
diguyur hujan disetiap harinya. Berbeda
dengan tahun kemarin, jika hujan turun dimulai dari bulan Desember namun
sekarang hampir 12 bulan belakangan ini selalu diguyur hujan. Setidaknya itu
menurut ingatan saya yang selalu basah.
Tanggal 12 pagi ini, Jember masih
belum juga menunjukan tanda- tanda tanahnya akan kering. Hujan sejak dini hari
tadi pun belum mau berhenti. Saya bangun sekitar pukul 8 pagi, dari kamar kos
dengan ukuran 4,5 x 3 meter suara hujan masih terdengar jelas. Hal itu menambah
daya gravitasi kasur kusut saya yang menarik saya untuk enggan bangun dari
tempat tidur.
Sekitar 15 menitan saya tertidur
dan bangun karena suara handphone berbunyi
cukup keras. Satu pesan BBM dari seorang masuk.
“Cuy… gimana jadi ngopi di Rembangan”, teman saya menanyakan rencana
ngopi di Rembangan yang sudah kami buat tadi malam.
“Jadilah cuy, ini hujan sudah mulai reda”, jawab saya bahwa rencana ngopi di
Rembangan jadi melihat hujan sudah mulai reda.
“Oke cuy, aku tak mandi dulu habis ini tak jemput di kos mu”, tungkas
teman saya.
Cahaya matahari mulai masuk ke
kamar saya menembus kain tipis yang saya gunakan untuk tirai jendela. Saya pun
juga segera mandi karena memang saya baru bangun tidur. Selesai mandi, sambil
menunggu jemputan dari teman saya menyiapkan beberapa barang pribadi yang biasa
saya bawa ketika nongkrong. Seperti handphone
barang yang tidak dapat saya tinggalkan, bolpoin dan buku kecil yang memang
selalu saya bawa untuk mencatat hal- hal unik yang sedang saya lalukan, atau
ide gagasan yang memang tiba-tiba melintas di kepala saya. Kebiasaan saya yang
pelupa mengharuskan saya untuk selalu membawa buku catatan. Serta sebuah buku
bacaan tentang laporan investigasi seorang detektif yang belum tuntas saya
baca. Semua barang saya masukkan kedalam tas kecil, satu- satunya tempat
menaruh benda berharga yang selalu saya bawa disetiap perjalanan.
Teman saya tiba, dan kami pun langsung
berangkat ke Rembangan. Salah satu daerah di Kota Jember yang letaknya
didataran tinggi. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 5 kilometer dari pusat
kota, Alun- alun Kota Jember. Rute berbelok- belok dengan kondisi jalan yang
menanjak mengharuskan perjalanan kami harus pelan dan berhati- hati. Sesekali
mata ini disegarkan dengan pemandangan hijau tanaman tebu yang baru
mengeluarkan tunas. Cukup menghibur mata di tengah perjalanan.
Beberapa warung kopi di pinggir
jalan mulai kami temui, menandakan kami sudah hampir sampai. Kami memilih
warung kopi yang letaknya agak ke atas, karena menurut kami pemandangan Jember
akan lebih terlihat jelas jika dilihat dari atas. Warung kopi dengan
tiang-tiang bamboo berjajar disamping kiri jalan. Kami belok kesalah satu
warung yang cukup strategis letaknya jika ingin melihat keindahan Jember dari
atas. Kami memilih tempat duduk yang agak kedepan.
“Cuy… kamu pesan apa?”, tanya
saya sambil berjalan ke dapur tempat meracik pesanan.
“Biasa cuy, Kopi Robusta aja”,
jawab teman saya .
Kami memang memiliki selera kopi
yang sama. Dimanapun dan saat apapun jika kami berdua ngopi bareng pasti Kopi
Robusta yang kami pesan. Melihat suasana Jember yang dingin karena hujan,
dengan kondisi yang agak berkabut sepertinya dua galas Kopi Robusta cukup
nikmat menemani pagi kami.
“Bu, Kopi Robustanya dua ya”,
pesan ku ke ibu pemilik warung yang sedang mengaduk secangkir kopi pesanaan
dari pelanggannya.
“Iya mas, bentar. Silahkan
ditunggu dulu”, jawab ibu dengan ramah.
Saya pun kembali ketempat duduk
semula. Sembari menunggu kopi datang, saya bakar seputung nikotin untk
menghangatkan badan disuhu yang dingin ini. Tak sampai 5 menit dua cangkir Kopi
Robusta sudah sampai. Kepulan asap kopi panas, membawa aroma khas Robusta
menggoda kami untuk segera menyruput kopi tersebut panas-panas.
Memang sungguh pas dan mantab, ngopi dengan suasana
seperti ini. Suhu yang dingin, suasana desa yang menenangkan, dan disajikan
pemandangan Kota Jember yang sedikit berkabut dari atas. Putihnya kabut,
Hijaunya tunas Tebu, dan kenampakan gedung- gedung yang terlihat kecil. Sangat
cocok untuk menenangkan diri serta suasananya kondusif sekali untuk membaca
buku yang memang butuh konsentrasi dan ketenangan.[]
No comments